Gadis kecil masih merengek. Merayu dengan tangis untuk segera pulang. Apa yang ia bawa tak lebih dari cerita. Senyumnya masih terbawa tangis, yang menyisakan dirinya dengan penuh haru.
Untuk tetap berdiri setelah lama terjatuh,
Mungkin alasan setiap hujan reda, tangis yang begitu temaram tidak melarang sendu untuk menghilangkan senyum terlebih dahulu. Maka bila reda, usapkan jemari dibawah kelopak yang masih sembab. Beri ia senyuman yang mampu menguatkan.
Untuk tetap tinggal setelah lama singgah,
Bila saja bukan aku yang tiba, maka aku tidak akan menjadi bagian dari cerita ini. Ya, meski aku harus terlebih dahulu merasakan kehilangan yang seharusnya ada. Merasakan kasih sayang yang selayknya lengkap. Namun waktu menyuruhku untuk tangguh, bahkan meski hanya untuk membuat ibu tidak lagi menangis.
Untuk setiap keluh yang perlahan terurai,
Aku memang masih merindukan. Mengusap air mata sendiri untuk selalu mampu membuat orang lain tersenyum. Tulus. Mungkin aku berbohong untuk terlihat tidak masalah, sebab ada kita untuk saling berbagi, meski yang kita cari tidak kerap ada. Namun menghargai siapa saja, jangan dikata sok. Mereka hadir bukan untuk dicemooh. Dengarkan dahulu, maka kau tau alasannya. Sebab sering kali kita menyapa apa daripada kenapa.
Untuk setiap senyuman,
Genggam erat tanganku, bawa aku selalu untuk terlihat ada. Sebab aku tidak sedang sendiri, Ayah.
Untuk tetap berdiri setelah lama terjatuh,
Mungkin alasan setiap hujan reda, tangis yang begitu temaram tidak melarang sendu untuk menghilangkan senyum terlebih dahulu. Maka bila reda, usapkan jemari dibawah kelopak yang masih sembab. Beri ia senyuman yang mampu menguatkan.
Untuk tetap tinggal setelah lama singgah,
Bila saja bukan aku yang tiba, maka aku tidak akan menjadi bagian dari cerita ini. Ya, meski aku harus terlebih dahulu merasakan kehilangan yang seharusnya ada. Merasakan kasih sayang yang selayknya lengkap. Namun waktu menyuruhku untuk tangguh, bahkan meski hanya untuk membuat ibu tidak lagi menangis.
Untuk setiap keluh yang perlahan terurai,
Aku memang masih merindukan. Mengusap air mata sendiri untuk selalu mampu membuat orang lain tersenyum. Tulus. Mungkin aku berbohong untuk terlihat tidak masalah, sebab ada kita untuk saling berbagi, meski yang kita cari tidak kerap ada. Namun menghargai siapa saja, jangan dikata sok. Mereka hadir bukan untuk dicemooh. Dengarkan dahulu, maka kau tau alasannya. Sebab sering kali kita menyapa apa daripada kenapa.
Untuk setiap senyuman,
Genggam erat tanganku, bawa aku selalu untuk terlihat ada. Sebab aku tidak sedang sendiri, Ayah.
Comments
Post a Comment